Kasus kematian pertama di dunia terjadi bukan disebabkan oleh overdosis, penyakit kanker atau keracunan minum kopi, tetapi karena kemarahan. Kematian Habil disebabkan oleh 'panas hati'.
Berdasarkan olah TKP dan alat bukti berupa catatan sejarah kitab suci telah ditemukan penyebab utama kasus pembunuhan ini "tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Kata lain 'panas hati' adalah 'anger' atau marah. Dalam bahasa Yunani ada dua kata untuk marah. Kata itu adalah 'thumos', yang melukiskan kemarahan seperti nyala api yang sedang membakar kertas. Kemarahan seperti itu akan cepat membesar, tetapi juga cepat padam. Bisa juga diibaratkan seperti mercon, setelah meledak habislah riwayatnya. Kemarahan seperti itu cepat muncul, tetapi juga cepat hilang.
Kata yang kedua adalah 'orge' yang melukiskan kemarahan yang sulit dipadamkan, seperti tanah gambut yang sedang membara, susah padamnya. Terkadang dari luar terlihat sudah padam namun di dalan masih menyala. 'Seperti api dalam sekam'.
Kemarahan jangka panjang atau 'orge' inilah yang dilarang oleh kitab suci. "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu."
Seorang bapak pernah protes "pak, kalau begitu apakah manusia tidak boleh marah? Bukankah marah adalah bagian dari ekspresi emosi manusia?"
Akupun menjawab, "Boleh". Dijelaskan bahwa manusia boleh marah dengan catatan; 1. Jangan sampai berbuat dosa saat marah. 2. Harus ada batasan waktu 'tidak boleh berbau malam'. 3. Alasan kemarahan bisa dipertanggung jawabkan. Contoh, marah terhadap ketidak-adilan, marah terhadap prilaku dosa, marah terhadap korupsi, dan segala macam bentuk penindasan.
Kemarahan yang disertai dengan geram dan keinginan balas dendam untuk menghancurkan, merusak, menyakiti atau membunuh ini yang harus dikuasai. Kemarahan yang tidak terkendali sering melahirkan prilaku dosa seperti omong kotor, mengumpat, mengutuki atau melecehkan. Dijelaskan dengan gamblang bahwa pihak yang paling dirugikan pertama kali adalah si pemarah itu sendiri. Wajah yang cantik jadi jelek, muka jadi muram, urat wajah jadi tegang dan cepat tua, tidak bisa tidur nyenyak, makan tidak enak dan masih banyak yang lainnya. Kemarahan jenis 'orge' atau 'amarah' sering menjadi bumerang. Yang dirugikan adalah diri sendiri dan orang orang disekeliling kita.
Jangan lagi kesana kemari mengumbar kemarahan sambil menyanyi 'sakitnya itu di sini... "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu."
(Penulis adalah Pdt Paulus Wiratno)
Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)